Kamis, 18 November 2010

bercocok tanam

'Bercocok Tanam'

Budayakan membeli buah-buahan lokal

Saat ini harus diakui bahwa buah-buahan import semakin merajalela khususnya yang berasal dari Cina dimana sejak akhir tahun 2008 menjadi supplier buah import terbesar melewati Amerika dan Australia yang selama ini menjadi raja buah import. Buah-buahan yang diimport  menurut data Departemen Pertanian pada tahun 2007 mencapai lebih dari 300.000 ton. Padahal buah-buahan yang kita export tidak lebih dari 30.000 ton saja.
Memang bila dilihat dari permasalahan industri buah-buahan di Indonesia itu sangat kompleks. Mulai dari lahan petani yang kecil-kecil sehingga supply dan bahkan kualitas tidak menentu, fasilitas pergudangan dan transportasi yang kurang memadai sehingga buah-buahan sebagai barang yang mudah busuk pun tidak bisa dibawa jauh dari sumbernya. Kita tentunya mengharapkan ada pengusaha yang bisa meng-industrialisasi dunia buah-buahan dimana bila kita melihat kebun-kebun raksasa di luar negeri semua sudah serba modern dan efisien sehingga dapat menurunkan harga begitu jauh.
Tentunya kita sebagai konsumen selalu mau harga yang terbaik (termurah) dan buah-buahan import yang murah dan bermutu tentunya sangat menarik. Tetapi bila kita tidak mendukung industri buah-buahan lokal, maka ini menjadi satu dilema juga dimana perkebunan buah di Indonesia tidak maju karena kurang permintaan sehingga akan lebih menurunkan lagi potensi industri buah-buahan tersebut. Padahal, kita adalah negara agraris dan vulkanis yang seharusnya memiliki kesuburan tanah yang sangat baik dengan cuaca yang mendukung sepanjang tahun, sehingga dengan dapat menanam sepanjang tahun kita bisa lebih kompetitif dari negara yang memiliki musim dingin.
Oleh karena itu kalau kita mau mendukung pertanian lokal yang dapat dimulai dengan membeli buah-buahan lokal, maka alhasil dengan nilai jual yang baik dan infrastruktur yang terus diperbaiki, harga buah lokal bisa semakin kompetitif dan dengan kualitas yang semakin baik juga. mudah-mudahan…

Media Tanam/Pupuk Ampas Kopi dari Starbucks


Kedai kopi Starbucks di Jakarta memiliki program “Grounds For Your Garden” yang sudah dijalankan oleh Starbucks di seluruh dunia sejak tahun 1995 yaitu untuk memberikan secara cuma-cuma ampas kopi dari kedai tersebut yang dapat digunakan sebagai media tanam dan pupuk. Ampas kopi di masukkan dalam plastik 2 kg-an dan dapat diambil gratis. Kebetulan foto yang saya ambil ini dari Starbucks di Plaza Senayan, Jakarta. Saya tidak tahu apakah hal ini dilakukan di semua kedai Starbucks yang lain.
Ampas kopi ini dapat menambah asupan Nitrogen, Fosfor dan Potasium (NPK) yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat menyuburkan. Ampas kopi ini dapat ditebarkan di taman dan pot anda sehingga dapat mengeluarkan zat-zatnya secara pelan-pelan. Selain itu ampas kopi juga mengandung magnesium, sulfur dan kalsium yang dapat berguna untuk tanaman.
Program ini akan sangat baik bila dapat diikuti oleh kedai-kedai kopi lainnya karena ampas kopi maupun sisa pembuatan kopi espresso sangat banyak dan sangat disayangkan bila dibuang begitu saja. Selain kedai kopi, banyak perusahaan juga menyediakan kopi sendiri sehingga ampas kopinya dapat dikumpulkan dan diambil oleh karyawan yang mau mengambil. Oleh karena itu, hal ini juga dapat menjadi salah satu program CSR dan juga pelestarian lingkungan untuk reduce, reuse, recycle yang baik untuk perusahaan dan sebagai marketing yang baik untuk kedai-kedai kopi dan restoran juga.
Selain perusahaan, banyak juga orang yang membuat kopi di rumah dan membuang ampas begitu saja. Untuk anda yang suka minum kopi maupun teh dirumah, jangan buang ampasnya, anda bisa langsung campur ampas-ampas tersebut untuk kebun anda. Pastinya anda bisa menghemat membeli pupuk dan rumah akan semakin hijau.

Daftar Belanja Hemat dan Sehat

EWGshopperlist_l
Dengan berkembangnya waktu dan semakin tersedianya informasi lewat berbagai media massa menjadikan masyarakat semakin sadar dan mengerti akan kesehatan. Salah satu trend yang terus berkembang adalah bahan makanan yang sehat dan organik.  Tetapi apa kita perlu makan semua makanan organik dan tidak lagi membeli bahan makanan atau buah-buahan yang “biasa”? Environmental Working Group atau EWG menjawab pertanyaan ini dengan membuat daftar belanja bahan makanan yang perlu dan tidak dibeli organik secara cukup komprehensif untuk buah dan sayur yang sering kita konsumsi. Daftar yang pendek dapat anda lihat gambar di atas ini.
Yang pasti kita harus mengurangi membeli konsumsi bahan makanan yang “kemungkinan” mengandung bahan pestisida. Kita pun harus peduli karena pestisida dapat mengganggu kesehatan kita terutama pada anak-anak. Oleh karena itu sebisa mungkin beli bahan makanan organik sesuai dengan list dari EWG sehingga tidak semua harus organik. Beberapa yang tidak perlu kita beli organik adalah bawang bombai, alpukat, nanas, mangga, asparagus, pisang, kiwi, sayur kol, brokoli dan pepaya.
Agar kita mengkonsumsi bahan makanan yang bersih dan sehat maka kita harus selalu mencuci semua buah-buahan dan sayur sebelum dimakan. Mencuci dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan sama sekali (informasi dari EWG). Untuk kulit buah yang tipis anda dapat membilas dibawah keran sekitar 20-30 detik. Mengupas kulit buah bisa mengurangi kandungan pestisida tetapi kadang malah menghilangkan juga nutrisi penting yang terkandung dalam kulit buah tersebut.

Pupuk dari rambut manusia? Ternyata bisa!

haircut
Seringkali saat mencukur rambut saya bertanya-tanya rambut begitu banyak bisa diapakan? Apa hanya bisa dibuang begitu saja, yang panjang bisa dibuat wig, dan yang lainnya tidak bisa dipakai kembali? Tetapi selalu berpikir sayang juga dan bila kita bayangkan sampah rambut dari seluruh tempat cukur/salon di Jakarta saja rasanya kok fantastis sekali banyaknya.
Ternyata seorang ahli tata rambut dari dari Alabama bernama Phil McCrory juga merasakan hal yang sama dan malah lebih lanjut lagi berexperimen untuk menggunakan sisa rambut tersebut setelah melihat kapal minyak yang menumpahkan minyak dan mengenai binatang-binatang berbulu di Alaska.
Ternyata, seperti yang sudah saya ulas di artikel sebelumnya mengenai rambut pendek, rambut bisa dibuat semacam lap majun yang menyerap minyak. Sekarang majun rambut tersebut malah dipakai oleh organisasi di San Fransisco untuk menyerap sisa tumpahan minyak di pantai.
Ternyata, Phil McCrory juga bereksperimen dengan rambut untuk dipakai sebagai pupuk dan sangat berhasil. Produknya dapat anda lihat di website SmartGrow.com yang menjual dan memberi petunjuk pemakaian. Produknya itu juga memakai hair mat (keset rambut) yang ditaro dibagian bawah atau atas pot sebagai pupuk karena kalau menurut penelitian ternyata rambut memiliki tingkat kadar nitrogen sebesar 15% yang dapat dipakai oleh tanaman sebagai pupuk.

Waduk Cirata. Pembawa berkah yang dipenuhi sampah.


Waduk Cirata, disebutkan di koran kompas hari Sabtu tgl 16 Agustus 2008, tercemar begitu banyak logam berat yang melebihi standard baku air di waduk yang digunakan sebagai air baku air minum, irigasi, perikanan budidaya dan yang terpenting adalah sebagai bahan sumber tenaga listrik. Disebutkan bahwa sumber logam berat berasal dari industri di daerah aliran sungai Cirarum dan Cisokan yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas ikan budidaya, ongkos pemeliharaan turbin akibat korosi karena logam berat, kesehatan masyarakat, serta kualitas hasil pertanian kita.
Sebagai informasi, Waduk Cirata adalah PLTA terbesar di Pulau Jawa dengan kapasitas listrik 1.008 MW (8×126 MW). Waduk ini dengan total luas 6.200 hektar sangat penting dalam menjaga pasokan listrik Jawa-Bali terutama pada saat puncak di jam 17:00-18:00 saat orang secara bersama-sama mulai menyalakan lampu. Waduk Cirata bertindak sebagai buffer untuk pasokan listrik yang sekejap naik itu.
Selain itu, perikanan budidaya ikan air tawar di Waduk Cirata merupakan yang terbesar di Indonesia. Untuk anda yang tinggal di Jawa Barat maka bila anda memakan ikan mas, nila atau bawal air tawar maka kemungkinan besar ikan tersebut berasal dari Waduk Cirata yang memiliki volume produksi rata-rata 6.450 ton ikan per bulan atau 39.5% dari seluruh produksi jaring apung di Jawa Barat

Bayam Cabut Hijau Merah

Hari ini mau mencoba hal baru. Bercocok tanam sayuran. Buah-buahan sudah ada mangga, belimbing, jambu air, jambu kelutuk dan kedondong. Cabai dan cincau hijau juga ada tapi belum pernah yang benar-benar sayuran. Sewaktu itu pergi ke toko Trubus yang ada di Cimanggis dan membeli bibit Rona, bayam cabut hijau merah buatan dari PT. East West Seed Indonesia. Disana juga dijual bibit dari Sang Hyang Seri Persero yang serupa.
Saya sih belum pernah coba tanam sayur-sayuran tetapi penasaran karena kalau lihat acara masak Jamie Oliver dia selalu memakai sayur dari kebun sendiri dan kelihatannya enak dan segar sekali. Menurut saya sih dari jaman dahulu orang kan bercocok tanam jadi kenapa kita sekarang tidak bisa. Lebih dari itu kalau makan makanan yang kita tanam sendiri pasti rasanya lebih enak deh. Memang tempat menjadi salah satu kendala terutama kalau kita tinggal di kota. Tetapi sebenarnya banyak yang bisa kita coba tanam di pot dan tidak memerlukan banyak tempat. Kan hanya untuk konsumsi sendiri, bukan untuk dijual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar