Kamis, 18 November 2010

Pemerintah Perlu Antisipasi Ledakan Penduduk

Pemerintah Perlu Antisipasi Ledakan Penduduk

JAKARTA - Pemerintah diminta mengantisipasi terus meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 237,6 juta jiwa. Jika tidak ditangani secara serius, 15-30 tahun mendatang, Indonesia akan mengalami krisis multidimensi, termasuk krisis pangan.
Perwakilan Ikatan Perstatistikan Indonesia (ISI) Amarsyah Tambunan mengatakan, jumlah penduduk yang besar jangan sampai menjadi beban negara, tapi menjadi modal pembangunan.
”Penduduk sebesar itu berimplikasi pada penyediaan pangan, energi, alokasi lahan permukiman, dan meningkatnya degradasi sumber daya alam dan lingkungan,” kata Amarsyah dalam seminar nasional ”Dimensi Penduduk dan Pembangunan Berkelanjutan” di Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, Indonesia menghadapi berbagai masalah kependudukan yang harus segera ditangani, seperti ketidakmerataan persebaran penduduk yang mayoritas terkonsentrasi di Pulau Jawa.
”57,49 persen penduduk terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan luas lahannya hanya tujuh persen dari luas Indonesia,” kata dia.
Sementara, lanjut Amarsyah, luar Jawa khususnya di Indonesia Timur, jumlah penduduknya relatif jarang dan mendiami areal yang luas.
Dampak lanjutannya adalah terjadinya ketimpangan pertumbuhan antara kota dan desa. Hal itu terkait penyediaan infrastruktur yang juga tidak merata. ”Jumlah penduduk yang besar bukan sekadar jadi masalah ekonomi, tapi juga terkait masalah persoalan politik dan idiologis,” tegasnya.
Ketua ISI Khairil Anwar Notodiputro dalam presentasinya memaparkan, Indonesia perlu belajar dari hancurnya Uni Soviet dan Yugoslavia. ”Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat bisa mengakibatkan perpecahan bangsa,” kata dia.
Namun, menurutnya, jika pemerintah bisa mengatasi masalah kependudukan dengan baik dan mampu mengelola sumber daya manusia, maka jumlah penduduk yang banyak bisa menjadi potensi pembangunan.
Indonesia, katanya, harus mengadopsi cara mengatasi lonjakan penduduk dari China yang telah memiliki strategi jitu dalam mengatasi ledakan penduduk dan kerusakan lingkungan.
Jumlah penduduk yang mencapai 237,6 juta jiwa,tambah Khairil, jangan dianggap enteng karena laju pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berubah menjadi bencana yang mengerikan. ”Jika tidak dipikirkan serius, kita akan mengalami kelaparan massal,” tegasnya.
Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Wynandin Imawan mengatakan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen sudah mengkhawatirkan. Angka ini naik dari periode 1990–2000 yang mencatat laju pertumbuhan 1,45 persen. ”Kita semula memperkirakan laju pertumbuhan bisa ditekan hampir satu persen,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar